Pola Asuh Terhadap Anak

  1. Pengertian pola asuh

Mendidik anak dengan baik sesuai perkembangan merupakan suatu perihal penting yang harus dilakukan sejak dini, yang diterapkan mulai anak balita. Keluarga adalah pembentuk dari proses mendidik kepribadian anak itu sendiri, terutama orang tuanya diamana orang tua adalah orang pertama dimana anak mendapatkan pujian baik atau tidak pasti yang menjadi sasaran utama pujian tersebut adalah orang tuanya. Disini bagaimana anak didik dapat untuk menjadi pribadi yang baik yaitu di lihat dari pola asuhya. Tarmudji (2001) mengatakan pola asuh orang tua adalah interaksi antara orang tua dengan anaknya selama mengadakan pengasuhan. Sedangkan menurut Baumrind (1971), para orang tua tidak boleh menghukum dan mengucilkan anak, tetapi sebagai gantinya orang tua harus mengembangkan aturan-aturan bagi anak dan mencurahkan kasih sayang kepada mereka.. Dilihat dari pengertiannya pola asuh menjadi suatu tindakan mendidik anak yang menjadikan anak dapat berkembang, bergerak, dan memproses dirinya untuk bertindak terhadap lingkungannya. Sehingga pola asuh perlu diperhatikan dengan baik, apabila perlu dapat kembangkan sesuai zaman namun tetap mematuhi aturan yang berlaku, agar anak dapat mengetahui batasan dan memelihara emosionalnya yang dapat di terima oleh lingkungannya.

2. Pengertian pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua yaitu, tindakan atau sikap orang tua dalam berinteraksi kepada anaknya. Pengasuhan orang tua diharapkan dalam memberikan kedisiplinan terhadap anak, memberikan tanggapan yang sebenarnya agar anak merasa orang tuanya selalu memberikan perhatian yang positif terhadapnya. Pola asuh orang tua sebagai suatu bimbingan terhadap anak untuk membentuk kepribadiannya yang nantinya dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga dapat dikatakan pola asuh orang tua merupakan penjagaan, perawatan dan mendidik anak untuk belajar dewasa dan mandiri.
3. Macam-Macam perilaku menyimpang dan penyebab pola asuhnya
Perilaku anak sering kali dapat berubah-ubah dikarenakan adanya pengaruh dari pihak luar atau anak ingin mencoba sesuatu yang baru dilihatnya atau hal yang sebelumnya tidak diperbolehkan oleh orang tuanya. Perilaku ini dapat berupa hal yang positif atau hal yang negatif, namun dalam hal ini kita akan mencoba membahas bagimana pengaruh tersebut menjadikan hal yang negatif yang dapat merugikan diri anak dari pola asuh orang tuanya. Berikut ini beberapa perilaku anak yang tidak sepantasnya terjadi atau yang belum saatnya anak mengenal dan mencobanya:
1. Merokok
Banyak saya jumpai seorang anak yang masih dibawah umur yang dengan santainya mereka merokok didepan umum tanpa adanya rasa takut akan ketahuan keluarga atau orang tuanya. Dengan ekspresi seperti orang dewasa saat merokok mereka dengan asyik menghabiskan batang rokoknya, lebih parahnya saya pernah menjumpai anak yang masih berseragam SD membeli rokok diwarung. Hal ini pun tidak menjadi masyarakat yang melihat merasa kaget, dikarenakan sudah ada contoh anak balita yang ditayangkan di TV yang mempunyai hobi merokok karena ketergantungan pernah mencobanya. Penyebab dari permasalahan merokok ini disebabkan kurang adanya pemberitahuan atau pengertian dari orang tua terutama ayah terhadap fungsi rokok, kandungan rokok dan bagaimana anjuran mengkonsumsi rokok sejak dini terhadap anak dan perlu adanya pengawasan terhadap anak saat anak bermain atau melakukan sesuatu yangb dianggap berbeda.
2. Tindak Kekerasan
Dalam melakukan sesuatu yang dirasa tidak membuat puas atau menyinggung perasannya sering anak melakukan sesuatu yang tidak mengontrol emosinya. Hal ini menjadikan anak berontak dan melakukan tindak kekerasan pada diri sendiri maupun orang lain. Tindakan ini tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja bahkan sekarang perempuan juga berani melakukan tindak kekerasan dikarenakan hal tersebut. Meskipun tindak kekerasan merugikan orang lain dan dirinya sendiri hal ini terkadang menjadikan suatu budaya dikalngan tertentu yang menjadikan suatu kepuasan tersendiri setelah melakukan hal tersebut. Perilaku ini disebabkan oleh anak yang melihat tayangan di TV tanpa adanya pendampingan orang tua, juga di dapat disebabkan karena orang tua tidak memberikan pengertian bagaimana melakukan tindak kekerasan pada kondisi tertentu sebagai bahan pembelaan tindak kejahatan saja.
3. Pelecehan
Pelecehan mempunyai macam bentuk seperti pelecehan mencemooh dan pelecehan tindak seksual. Pelecehan mencemooh merupakan tindakan melempar kata-kata yang tidak sopan atau kata-kata yang kotor yang mengakibatkan orang lain tersinggung, sedangkan pelecehan seksual ini dilakukan karena adanya nafsu seorang yang tidak dikontrol atau karena adanya kesempatan sehingga timbulnya ke tindakan tersebut yang sering dilakukan kepada kaum perempuan, ini pernah menjadi berita yang mengharukan karena pelajar SD berani melakukan tindakan ini. Dalam pelecehan dikarenakan contoh dari lingkungan atau orang tuanya yang pernah melontarkan kata-kata yang tidak pantas didengar oleh anak yang kemudian anak menirukan perkataan tersebut karena dipantas dapat dikatakan sebagi bahan pembelaan dirinya untuk mengolok atau menjatuhkan orang lain, namun dalam hal pelecehan seksual ini kurang adanya pengawasan dari orang tua terhadap kecanggihan teknologi yang dapat digunakan oleh anak, sehingga anak dapat mengakses hal-hal yang belum pantas dilihat dan dilakukan oleh anak, dan kurang adanya penjelasan sendiri dari orang tua akan fungsi organ tubuh dan bagaimana menjaganya serta kurang perhatian orang tua terhadap pergaulan anak dan kondisi orang-orang disekeliling anak.
Dan masih banyak tindakan atau perilaku anak yang menyimpang lainnya yang disebabkan orang tua yang lalai atau tidak menerapkan pola asuh yang baik dan kurang peka terhadap lingkungan, pergaulan anak dan kecanggihan teknologi yang mudah dan murah sebagai media anak mencari sesuatu yang ingin dia ketahui sendiri, perihal ini banyak diterjadi di daerah-daerah pedesaan.
4. Cara yang dapat mencegah perilaku menyimpang anak
1. Kasih sayang orang tua perlu di tingkatkan untuk mengetahui kondisi anak dan memberikan perhatian yang khusus,      bagi orang tua yang sibuk yaitu luangkan waktu sebentar untuk menanyai kabar anak dalam aktifitasnya selama seharian tanpa orang tua dan ajaklah anak untuk berlibur saat ada hari libur.
2. Ajari anak untuk selalu terbuka terhadap peristiwa yang dialaminya dan dikenalinya disekitarnya, dengan memberikan sentuhan yang halus dapat anak mau menceritakan kejadian yang baik, gembira maupun kesedihannya.
3. Berikan pengetahuan kepada anak sejak dini mengenai bahaya terhadap rokok, tindakakan keras yang dilakukan sebagai pembela diri bukan mencari kesombongan diri dan berikan pengetahuan terhadap fungsi organ vital yang harus dijaga dan tidak boleh sembarang orang tau apalagi memegangnya.
4. Komunikasi terhadap anak tetap selalu dijaga apabila orang tua berpergian jauh, dan jangan berkata keras kepada anak dan sampai mengatakan hal yang kotor atau tidak sopan terhadap anak.
5. Bimbingan keagamaan perlu ditingkatkan agar anak mengerti mengenai nilai-nilai dan aturan keagamaan yang dianutnya dan dapat membela dirinya apabila sesuatu terjadi padanya.
6. Perhatikan anak saat menggunakan media elektronik dan menggunakan fasilitas internet secara intensif dan jangan memberikan sesuatu yang berlebihan pada anak yang dapat memicu kejadian diinginkan.
Dari beberapa tips diatas sebagai orang tua diharapkan dapat memberikan pola asuh dengan pola asuh yang demokratis, dimana anak diberikan pengertian dan kasih sayang serta memberikan anak peluang untuk dapat mengekspresikan perasaanya terhadap orang tua tanpa adanya tindakan orang tua yang dapat membuat anak merasa tertekan atau takut pada orang tuanya sendiri. Jika para orang tua mendidik anak dengan demokratis maka anak akan merasa selalu ada bimbingan dari orang tuanya serta dapat membentuk karakter anak yang mandiri dan mampu percaya diri akan dirinya. Terkadang faktor timbulnya pola asuh orang tua terhadap anak sering tidak sesuai dikarenakan dari orang tuanya sendiri yang mendidik anak didasarkan pada kebiasan atau tradisi pada keluarganya, pendidikan orang tua yang menjadi faktor tidak mengertinya orang tua cara mendidik anak dengan baik dan mendidik serta faktor ekonomi orang tua yang terkadang menjadikan anak sebagai sasaran ketidak puasan akan kehidupan dari perekonomiannya, yang menjadikan pola asuh kepada anaknya lebih keras atau mungkin membiarkan anak mencari kehidupan bebas yang berakibat adanya tindakan penyimpangan oleh anak, yang diakibatkan pola asuh orang tua yang kurang mendidik.

Sumber:

Harlock, Elizabeth. (1995). Perkembangan anak jilid satu. Jakarta : PT Aksara Pratama

Tarmudji, T. (2001). Hubungan pola asuh orang tua dengan agresifitas remaja. http://www.depdiknas.go.id/jurnal/37/hub_pola_asuh_orang_tua.htm

Pola Asuh Orang Tua

” Pola Asuh Mendidik Anak Dalam Mencegah Perilaku Menyimpang “

  1. Contoh kasus penyimpangan yang dialami oleh nak-anak.

Orang dituntut untuk mampu melindungin anak agar tidak terjerumuskegiatan negatif. Di era globalisasi, anak adalah individu yang lebih mudauntuk menerima pengaruh tanpa bisa membedakan mana yang baik dan mana yang tidak. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, orang tua dituntut untuk mampu melindungi anak agar tidak terjerumus kedalam kegiatan yang negatif. Rasanya hati ini prihatin, terasa sakit sekali pada saat melihat berita dalam televisi bahwa 5 anak sekolah dasar (SD) memperkosa teman sekelasnya sendiri di gudang masjid. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi dan megapa anak yang masih SD sudah tau tentang hal mengenai orang dewasa. Kasus tersebut terjadi disebabkan karena anak-anak tersebut suka menonton video porno dan apakah hal tersebut terjadi karena kurang perhatiannya orang tua terhadap pengawasan anak sedang bermain dan menggunakan media komunikasi yang semakin mudah dikonsumsi bersama dengan teman-temannya atau sedang beramain sendirian. Apabila hal tersebut tidak diperhatian orang tua maka moral anak bangsa akan semakin hancur, maka peran orang tua sangatlah dibutuhkan.

2. Faktor penyebab terjadinya kasus tersebut.

Beberapa faktor yang mendorong remaja dan anak melakukan hubungan seks diluar pernikahan adalah:

  • Pengaruh liberalisme atau pergaulan bebas
  • Faktor lingkungan dan keluarga yang mendukung ke arah perilaku tersebut
  • Pengaruh dari media masa.
  • Kasih sayang orang tua yang kurang karena kesibukan.
  • Perhatian terhadap anak saat bermain dan bergaul.
  • Pendidikan agama yang kurang.

3. Pola asuh orang tua

Pola asuh adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsistensi dari waktu ke waktu. Dalam mengasuh anak orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentumenurut dr. Baumrind, terdapat 3 macam pola asuh orang tua yaitu:

a. Demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memproritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu dalam mengendalikan merekaorang tua seperti ini njuga bersifat realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yang melampaui anak. Orang tua tipe ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakandan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.(Ira petranto, 2005).

b. Otoriter

Pola asuh ini sebaiknya cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah dan menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan orang tua, maka tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua tipe ini juga tidak mengenal kompromidan dalam berkomunikasi biasanya bersifat satu arah. (Ira Petranto, 2005).

c. Permisif

Polaasuh ini memberikan kesempatanpada anaknya untuk melakukansesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur anak sedang dalam bahaya dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka, sehingga sering kali disukai oleh anak.(Ira Petranto, 2005).

Karakteristik anak dalam kaitannya dengan pola asuh orang tua. Polaasuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minatterhadap hal-hal yang baru dan koperatif terhadap orang0orang lain. Polaasuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menantang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri. Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anakyang impulsive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri , kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial. (Rina M. Taufik, 2006). Jadi syarat untuk melakukan macam polaasuh terhadap anak adalah dengan cinta dan kasih sayang agar anak selalu merasa diperhatikan dan terbimbing. Dan jadilah orang tua yang selalu ada ketika anak sedang senang maupun sedih, jadilah orang tua yang bisa menjadi sahabat terbaik, karena peran orang tua sangat penring bagi anak.

Fakror utama yang mempengaruhi polaasuh: a) Budaya, orang tua mempertahankan konsep tradisional mengenai peran orang tua merasa bahwa orang tua mereka barhasil mendidi mereka dengan baik, maka mereka menggunakan teknik yang serupa dalam mendidi anak mereka. b) Pendidikan orang tua, orang tua yang memiliki pengetahuan lebih banyak dalam mengasuh anak, maka akan mengerti kebutuhan anak. c) Status sosial ekonomi, orang tua dari kelas menegah rendah cenderung lebih keras/ lebih permessif dalam mengasuh anak. (hurlock, E>B, 2002)

4. Cara atau tips dalam mendidik anak dari kasus tersebut

Kasus pelecehan selain dapat menimbulkan efek trauma selama bertahun-tahun atau seumur hidup juga dapat merenggut nyawa sang anak. Jangan biarkan hal ini terjadi pada orang terdekat anda.

Berikut adalah tips agar anak terhindar dari pelecahan sesksual:

  1. Tidak ada rahasia. Ajarkan si kecil untuk selalu terbuka dalam menyampaikan perasaannya. Bukan selalu bercerita perasaan baik, sedih takut dan gembira. Hal ini membuatnya akan merahasiakan  hal terkecil  apapun dari anda, termasuk perlakuannya yang diterimanya dari sekelilingnya. Dengan begitu anda tahu siapa saja yang ditemui dan didekati dengannya.
  2. Jangan memakaikan aksesoris yang terdapat namanya. Hindari memakaikan aksesoris yang ternama buah hati saat ia bermain di taman atau tempat bermain, dan anda tidak memperhatiakan dengan seksama. Bisa saja ada orang yang menghampiri dan menyebutkan namanya, karena berkata bahwa ia sedang dicari anda. Buah hati bisa langsung menuruti karena merasa asing tersebut tahu namanya.
  3. Ajarkan fungsi dan nama dari setiap organ tubuhnya . ajarkan sedini mungkin fungsi dan nama dari setiap organ tubuh nya termasuk organ vitalnya. Tidak masalah jika ia menyebut vagina, penis ataupayudarah, karena memang itulah namanya.
  4. Hindari menggunakan istilah untuk menyebut organ vitalnya, hgal itu malah bisa membuatnya bingung. Katakanlah pada buah hati anda organ intim mereka miliki harus dijaga baik-baik dan tidak boleh dipegang oleh sembarangan orang dan jika ada yang memegangnya ajarkan pada sikecil untuk berteriak dan lari sekencang-kenbcangnya.
  5. Kondisikan situasi jika buah hati sudah cukup umur dsn bisa mengerti buatlah cerita denga awalan pertanyaan “bagaimana jika ”Ciri-ciri anak mengalami pelecehan seksual, antara lain:
  • ingin terus ditemani, tidak mau makan susah tidur dan sebagainya.
  • Mudah marah tanpa alasan yang jelas
  • Sering berontak kepada orang tua tanpa alasan jelas.
  • Sering mengalami sakit pada alat kelamain bila diajak untuk memeriksa secara fisik akan mengalami ketakutan yang tidak beralasan.
  • Menghindari buang air kecil
  • Menjadi pemalu maupun menarik diri dari lingkungan.

Dewasa ini permasalahan remaja kita merupakan persoalan yang sangat serius. Jika permasalahan remaja yang ada dinegeri ini tidak dikurangidan diselesaikan menyebabkan hancurnya tatanan bangsa di masa depan.

Beberapa saran yang mungkin bisa dilakukanuntuk mencegah perilaku seks bebas pada remaja:

  • Adanay kasih sayang, perhatian dari orang tua dalam hal apapun serta pengawasan yang tidak bersifat mengekang.
  • Peranan agama dan keluarga untuk mengantisipasi perilaku remaja tersebutperlunya keterbukaan antara orang tua dan anak dengan melakukan komunikasi yang efektif.
  • Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi.
  • Menambah kegiatan yang positif di luar sekolah.
  • Misalnya olahraga dan menjaga kesehatan tubuh.
  • Perlu dikembangkan model pembinaan remaja yang berhubungandengan kesehatan produksi
  • Perlu adanya sikap tegas dari pemerintah dalam mengambil tindakan dalam pelaku seks bebas.

Sumber:

http://m.kompasiana.com/pos/catatan/2012/12/29/tips -agar-terhindar-dari-pemerkosaan-penting-bagi perempuan/

http://www.polaasuhanak.com